Rabu, 20 Agustus 2008

“The Spirit of Ramadhan” dari Erwin Gutawa Orchestra
Gagasan Penyegaran Musik dan DakwahOleh
John JS

Jakarta - Baltimore adalah kota independen sekaligus kota terbesar di negara bagian Maryland, Amerika Serikat. Dulu, tempat itu digunakan sebagai salah satu akses masuk para imigran yang ingin mengadu nasib di Amerika Serikat.
Kota itu kini dengan cepat berkembang sebagai kota industri. Maka tidak heran jika penduduknya pun beragam, dari bangsa Eropa, Afro Amerika, sampai dengan Asia. Kota itu juga rawan kriminalitas, pada 2007 Baltimore berada di peringkat 12 kota berbahaya di Amerika Serikat.
MungkinJakarta – Menghibur publik di bulan Ramadan dengan semangat spiritual melalui lagu, musik dan puisi, mungkin sudah biasa terjadi. Tetapi, bila muatannya dikemas oleh

pemusik Erwin Gutawa dan penata artistik Jay Subyakto, pasti menyimpan rasa ingin tahu.
eduanya sering menciptakan pentas musik berjaminan menawan, yang terbukti banget saat menangani 3 Diva (Ruth Sahanaya, Kris Dayanti, Titi DJ), termasuk konser perseorangan dari tiga penyanyi tersebut, hingga tajuk konser penghormatan seperti “Salute to Koes Plus” beberapa waktu silam.
Kali ini, Erwin dan Jay menyodorkan pementasan musik dan puisi Marhaban Ya Ramadhan bertajuk “The Spirit of Ramadhan” yang akan digelar di Plenary Hall, Jakarta Convention Center pada 9 September mendatang.
Jangan heran apabila dua sahabat alumnus Universitas Indonesia itu, kembali menampilkan “kebaruan” pada tontonan berkualitas yang membikin kita penasaran buat menonton.
Secara positif, mereka mempunyai gagasan penyegaran yang tak cuma pada sisi entertainmen seni musik dan sastra saja, tetapi mengajak umat Islam menjelalah ulang kisah teladan dan ajaran Walisongo ketika menyebarkan dakwah di bumi Indonesia.
Mereka ingin menegaskan betapa para sunan Walisongo berdakwah Islam dengan menggunakan manfaat media budaya lokal, sehingga ajaran Islam yang disampaikan menyebar secara damai.
“The Spirit of Ramadhan” yang dikemas oleh Erwin dan Jay, utamanya lagi menampilkan kalangan pemusik dan penyanyi yang sepanjang 20 tahun lebih telah mampu memberikan hiburan rohani buat masyarakat Asia Tenggara. Mereka adalah Bimbo, Raihan, Sulis, Opick, Gigi, Ungu dan Gita Gutawa. Ditambah dengan penampilan sastrawan Taufiq Ismail yang akan membacakan karya-karya puisi keislaman.
Sesungguhnya, konser “Marhaban Ya Ramadhan” ini juga berupaya menjawab kerinduan mereka terhadap pemunculan ramai-ramai dari para penghibur musik surgawi itu di hadapan masyarakat Islam.
“Saya bangga, lantaran kali ini bisa bermain dengan sekelompok orang hebat yang rutin setiap tahun dan tiada habisnya menciptakan dan menyanyikan karya-karya lagu religius,” ungkap Erwin Gutawa di hadapan para wartawan, Jumat (8/8) sore.
Ciri konser yang menggalang kerja sama dengan Venusa Production Indonesia itu pun terbilang istimewa karena menampilkan corak musik religius yang saling beda cara penyampaiannya. Bisa dibayangkan, betapa percampuran usia penonton dan kalangan publik yang nanti akan datang menikmati konser menyambut Idul Fitri tersebut.
Ekspresi penyampaian puji syukur kepada Tuhan yang bakal ditampilkan, sambung Erwin, tentunya membawa pernyataan dan gambaran beragam melalui warna musik mereka yang berlainan.
Namun, dijanjikan Erwin, standar musik konser yang selama ini telah mengharumkan nama Erwin Gutawa Orkestra tetap dijaga dan dijunjung tinggi. “Berbagai rencana dan ide pementasan yang biasa kami lakukan akan tetap terlaksana nanti,” imbuhnya.

Baru Bisa Terlaksana
Perlu diketahui, kata Jay Subyakto, konser seni religius yang berskala besar semacam ini, baru sekarang bisa terlaksana di luar beberapa program musik keagamaan (Islam) yang pernah diproduksi oleh keduanya untuk tayangan televisi.
Segi menarik dari “The Spirit of Ramadhan” ini, menurut Jay, adalah ternyata Islam selama ini tetap menjaga pertahanan kebudayaan Indonesia, dan tak mau membiarkan seni budaya nasional mati.
“Esensi kebudayaan Islam erat dengan kultur Indonesia yang beragam dan hebat,” puji Jay.
Ditegaskan pula oleh Erwin, muatan konser “Marhaban ya Ramadhan” didukung oleh keberadaan 60 pemusik orkes dan 50 anggota paduan suara yang menyajikan ciri khas dan daya karakter pencerahan serta semangat baru dalam suasana bulan Ramadan. Termasuk menampilkan performa spesial dari perkusionis Latin jazz, Steve Hassan Thornton yang kini berdomisili di Kuala Lumpur, Malaysia, dan telah menjadi mualaf. n

Copyright © Sinar Harapan 2008

1 komentar: pada :“ ”

simpanya di bawah kode ini:

body#layout #main-wrapper {
padding:0;
}

Posting Komentar